METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

a. MODEL MPE

Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang mengkuantifikasikan pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Pada prinsipnya ia merupakan metode skoring terhadap pilihan yang ada. Dengan perhitungan secara eksponensial, perbedaan nilai antar kriteria dapat dibedakan tergantung kepada kemampuan orang yang menilai.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan MPE adalah:
1. Penentuan alternatif keputusan,
2. Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji,
3. Penentuan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai keinginan pengambil keputusan,
4. Penentuan derajat kepentingan relatif dari setiap alternatif keputusan, dan
5. Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan

Formulasi penghitungan total nilai setiap pilihan keputusan adalah sebagai berikut:

dimana:

Rkij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada keputusan ke-i, yang dapat dinyatakan dengan skala ordinal (1,2,3,4,5)
TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan

Contoh ilustrasi dapat dilihat pada tabel Matriks Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) berikut ini:


b. METODE PEMBOBOTAN (DERAJAT KEPENTINGAN)

Hal yang sangat penting dalam penerapan MPE adalah penentuan derajat kepentingan/bobot dari setiap kriteria yang ditetapkan, karena akan mempengaruhi nilai akhir dari setiap pilihan keputusan. Bobot memiliki sifat sebagai berikut:
0 < we =" bobot" e =" 1,2,…k" we =" 1"> Wk, artinya tujuan/kriteria e lebih penting dari tujuan atau kriteria k. Ketika We = Wk, artinya tujuan/kriteria e sama penting dari tujuan/kriteria k.

Beberapa metode penentuan bobot:

1. Langsung

Artinya pemberian bobot bersifat subjektif, disini pemberian bobot oleh seseorang dilakukan secara langsung tanpa melakukan perbandingan relatif terhadap kriteria lainnya. Biasanya dilakukan oleh orang yang mengerti, paham, dan berpengalaman dalam menghadapi masalah keputusan yang dihadapi.

2. Metode Eckenrode

Konsep ini adalah dengan melakukan perubahan urutan menjadi nilai, dimana:

Urutan 1 dengan tingkat (nilai) tertinggi

Urutan 2 dengan tingkat (nilai) di bawahnya, dan seterusnya.

Ilustrasi :

Dari 15 manajer diminta menentukan bobot untuk 3 kriteria, maka hasilnya sebagai berikut:




Maka cara penentuan bobotnya adalah

W1 = (10*1) + (3*0) + (2*2) / (10*1) + (3*0) + (2*2) + (5*1) + (5*0) + (5*2) + (7*1) + (3*0) + (5*2)

= 14 / 46 = 0,3

W2 = (5*1) + (5*0) + (5*2) / (10*1) + (3*0) + (2*2) + (5*1) + (5*0) + (5*2) + (7*1) + (3*0) + (5*2)

= 15 / 46 = 0,33

W3 = (7*1) + (3*0) + (5*2) / (10*1) + (3*0) + (2*2) + (5*1) + (5*0) + (5*2) + (7*1) + (3*0) + (5*2)

= 17 / 46 = 0,37

Maka bobot yang didapat dari kriteria keputusan 1, 2, dan 3 secara berturut-turut adalah (0,3, 0,33, 0,37)


Sumber:
Maarif, M.S. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Untuk Manajemen. Grasindo: Jakarta.